TIMES WONOGIRI, JAKARTA – Pemerintah Arab Saudi menegaskan komitmennya terhadap inovasi dan transformasi digital dalam penyelenggaraan ibadah haji menjelang Haji 2026. Hal itu ditegaskan dalam Forum Internasional Sejarah Haji dan Dua Masjid Suci, yang diselenggarakan oleh Darat Al-Malik Abdulaziz dan Kementerian Haji dan Umrah di Aula Super Dome, Jeddah, pada 10–12 November 2025.
Forum ini bertepatan dengan Konferensi dan Pameran Haji edisi kelima, dan menjadi wadah strategis untuk mengintegrasikan pendekatan ilmiah, budaya, dan teknologi dalam tata kelola ibadah haji.
“Forum ini menyoroti kedalaman sejarah ibadah haji serta memperkuat citra peradaban Arab Saudi di dunia internasional. Upaya ini sejalan dengan visi Saudi 2030 dalam bidang kebudayaan dan pariwisata,” ujar Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F. Al Rabiah, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Pendokumentasian Sejarah dan Layanan Jamaah
Forum dibuka dengan pidato Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Al-Islami, Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa, yang menegaskan pentingnya pendokumentasian sejarah budaya dan keagamaan haji. Ia menyoroti peran sentral Kerajaan Arab Saudi dalam mengembangkan layanan bagi jamaah dari masa ke masa.
Data yang dipaparkan menunjukkan peningkatan signifikan dalam sistem pelayanan jamaah, mulai dari manajemen kepadatan, transportasi, hingga kesehatan. Pemerintah Saudi juga menekankan bahwa investasi di bidang teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI) menjadi pilar utama menuju efisiensi Haji 2026.
Transformasi Digital dan AI untuk Haji 2026
Pada hari pertama forum, sesi bertema Pemandangan Budaya di Makkah dan Madinah menghadirkan Syaikh Prof. Dr. Saleh bin Abdullah bin Hamid, anggota Dewan Ulama Senior sekaligus penasihat Dewan Kerajaan. Ia menekankan bahwa inovasi dan digitalisasi telah menjadi faktor penting dalam peningkatan kenyamanan jamaah.
Para pembicara juga membahas penggunaan AI dalam pemantauan kerumunan secara real-time, aplikasi bimbingan jamaah berbasis digital, dan sistem pengarsipan elektronik untuk mendokumentasikan sejarah haji secara lebih akurat.
Menurut analisis panitia, penerapan teknologi ini diproyeksikan dapat menurunkan waktu tunggu layanan jamaah hingga 25% dibandingkan pelaksanaan haji sebelumnya. Transformasi digital juga dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat integrasi data lintas kementerian menjelang Haji 2026.
Pameran Sejarah dan Teknologi Imersif
Selain forum ilmiah, kegiatan ini menampilkan pameran interaktif yang menyoroti lebih dari 100 tahun perjalanan sejarah haji melalui dokumen, manuskrip, foto langka, dan artefak arkeologis.
Melalui teknologi digital dan pertunjukan imersif, pengunjung dapat menelusuri perkembangan layanan haji dan umrah dari masa ke masa. Pameran ini tidak hanya memperlihatkan transformasi historis, tetapi juga menegaskan komitmen Arab Saudi dalam melestarikan warisan spiritual sekaligus beradaptasi dengan era digital.
“Pameran ini menggambarkan bagaimana inovasi dapat menjadi jembatan antara nilai sejarah dan kemajuan teknologi,” ujar salah satu kurator acara.
Forum ini menutup rangkaian kegiatan dengan penegasan bahwa Haji 2026 akan menjadi tonggak baru penyelenggaraan ibadah haji berbasis teknologi, dengan fokus pada efisiensi layanan, keamanan jamaah, dan pelestarian nilai-nilai spiritual. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Arab Saudi Dorong Inovasi Digital Lewat Forum Sejarah Haji Menuju Musim Haji 2026
| Pewarta | : Wahyu Nurdiyanto |
| Editor | : Imadudin Muhammad |