https://wonogiri.times.co.id/
Opini

Dinamika Implementasi Pembelajaran Mendalam

Rabu, 30 Juli 2025 - 19:57
Dinamika Implementasi Pembelajaran Mendalam Dony Purnomo, Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro dan Kepala Balai Riset dan Literasi Pendiks Geonusa.

TIMES WONOGIRI, WONOGIRI – Pembelajaran mendalam menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan. Istilah ini mulai perbincangan setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menyampaikan di awal jabatannya bahwa pembelajaran mendalam akan diterapkan di sekolah Indonesia.

Pada saat awal disampaikan, banyak pihak berspekulasi bahwa pembelajaran mendalam ini akan menggantikan kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh menteri sebelumnya. Namun, nyatanya pembelajaran mendalam bukanlah kurikulum baru melainkan pendekatan pembelajaran.

Setelah pembelajaran mendalam diwacanakan seolah menjadi primadona dalam dunia pendidikan. Sekolah-sekolah mulai melaksananakan pelatihan pembelajaran mendalam secara mandiri.

Para perusahaan buku menyusun materinya, penjual perangkat mulai menjajakan filenya dan komunitas pelatihan mulai menggelar pelatihan mendalam berbayar. Fenomena ini menunjukkan antusiasme dalam menyambut pembelajaran mendalam.

Namun, semangat untuk segera melaksanakan pembelajaran mendalam ini justru memberikan beberapa efek negatif diantaranya: 

Pertama, Perubahan hanya sekedar dokumen. Hasrat terburu-buru dalam melaksanakan pembelajaran mendalam ini hanya sebatas dokumen bukan pada pola pikir guru dalam pelaksanaan pembelajaran mendalam. 

Para guru ramai-ramai menyusun perangkat pembelajaran mendalam namun hanya sebatas dokumen belum sampai tataran praktik pembelajaran karena masih mengalami kebingungan dalam menerapkan pembelajaran mendalam di sekolah.

Kedua, Rawan miskonsepsi. Saat ini banyak sekali pelatihan mengenai pembelajaran mendalam dengan pemahaman masing-masing pemateri sehingga berdampak pada miskonsepsi pembelajaran mendalam. 

Guru mengalami kebingungan mengenai pembelajaran mendalam karena banyaknya informasi yang diterima guru dan berbeda-beda sesuai dengan pemahaman pemateri.

Ketiga, Pembelajaran tidak fokus. Dengan adanya perubahan  kepada pembelajaran mendalamn yang tergesa-gesa menimbulkan kebingungan guru dan murid. 

Ketika pembelajaran mendalam dilaksanakan tanpa pemahaman yang matang maka guru dan murid akan mengikuti kebingungan dalam menlaksankan alur yang baru. Akibatnya, proses belajar tidak fokus, dan tujuan pembelajran tidak tercapai.

Keempat, Konsep “mendalam” bersifat semu. Ketika konsep pembelajaran mendalam belum dapat dipahami oleh para guru maka penerapan pembelajaran mendalam hanya bersifat “semu”. Pembelajaran mendalam hanya dipermukaan saja tanpa menyentuh esensi pemahaman dan keterlibatan makna.

Agar pembelajaran mendalam dapat berjalan dengan efektif diperlukan berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah. 

Pertama, dibutuhkan pelatihan yang benar-benar meningkatkan kompetensi guru. Pelatihan bukan hanya sekadar teoritis, tetapi juga harus ke ranah praktis. 

Kedua, perlu adanya penyiapan sumberdaya yang memadai dalam pelaksanaannya seperti sumber belajar yang bervariasi, perangkat pembelajaran, dan jaringan internet yang memadai.

Ketiga, kesiapan murid dalam proses adaptasi juga perlu dipersiapkan dengan baik. Penting membangun iklim pembelajaran yang menatik peserta didik untuk mengeksplorasi dan memahami konsep secara medalam. 

Keempat, tidak kalah pentingnya sekolah harus membangun budaya belajar yang mendukung. Kepala sekolah perlu menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong kolaborasi, keberanian mencoba hal baru, serta memberikan ruang bagi guru dan siswa untuk tumbuh bersama. 

Budaya sekolah yang terlalu berorientasi pada nilai angka harus diubah menjadi budaya yang menghargai proses berpikir dan kemajuan belajar yang bermakna. 

Kelima, sistem penilaian juga harus disesuaikan. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi lebih pada proses, kreativitas, argumentasi, dan refleksi siswa. Asesmen autentik seperti portofolio, proyek, dan presentasi harus dikembangkan dengan rubrik yang jelas.

Langkah menerapkan pembelajaran mendalam semoga menjadi solusi dalam penyiapan generasi mendatang yang penuh dengan tantangan. Murid belajar lebih mendalam melalui proyek dan pembelajaran berbasis masalah sehingga murid mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna untuk menunjang kehidupan kelak. 

Meskipun penerapannya mengalami berbagai tantangan dengan dukungan semua pihak, penerapan pembelajaran mendalam dapat diterapkan sesuai harapan sistem pendidikan yang adaptif, inovatif untuk mempersiapkan generasi yang akan datang. (*)

***

*) Oleh : Dony Purnomo, Guru Geografi SMAN 1 Purwantoro dan Kepala Balai Riset dan Literasi Pendiks Geonusa.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Wonogiri just now

Welcome to TIMES Wonogiri

TIMES Wonogiri is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.